Friday, April 20, 2007

AMAL SOLEH

AMAL SOLEH




Amal soleh bukanlah suatu keadaan, namun suatu kejadian. Karena ia merupakan suatu kejadian maka ia harus dialami. Pengalaman tentang amal soleh inilah yang akan membawa kita kepada kenikmatan Surga. Kejadian tentang amal soleh ini bukan keinginan kita. Ia terjadi dengan sendirinya, karena di gerakkan oleh Allah. Untuk mengalami kejadian amal soleh ini, landasannya adalah Iman. Namun pengertian iman disini bukan sekedar percaya atau yakin akan rukun-rukun iman yang ada. Pengertian Iman yang seperti itu akan sangat tidak memajukan perkembangan evolusi Iman yang ada di jiwa kita ini. Iman adalah kesaksian.
Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain ALLAH.
Itulah Iman. Bukan sekedar ucapan mulut yang anak TK juga bisa melakukannya. Namun kesaksian yang bisa dipertanggung jawabkan. Apabila kita bersaksi, berarti kita benar-benar menyaksikan dengan seluruh jiwa kita bahwa hanya ada satu Tuhan. Allah Maha Esa. Kesaksian kita apa kalau Tuhan itu hanya satu? Berarti kita benar-benar mengalami sendiri tentang kesatuan Tuhan itu. Tidak ada dua Tuhan di alam semesta ini. Kemudian, bagaimana kita mengatakan kalau Tuhan mereka lain dengan Tuhan kita? Tuhan itu hanya satu adanya. ( Al-Ankabut : 46).
Amal Soleh adalah suatu kejadian yang ditunjang dengan keadaan Iman. Makanya dalam seluruh surat dalam Al-Quran dikatakan "Orang yang Beriman dan Beramal Soleh, mereka adalah penghuni Surga." Ada 64 surat yang memuat hal senada dengan itu, antaranya Surat 7:42, Surat 2:82, surat 10:9 Surat 11:23 dan Surat 22:14.
Orang yang Beriman selalu disebut lebih dahulu daripada Amal Solehnya. Kenapa? Karena Iman adalah keadaan yang menunjang terjadinya Kejadian Amal Soleh. Tanpa keadaan Iman, tidak akan terjadi Kejadian Amal Soleh. Dan kita ingat, karena Amal soleh ini merupakan suatu kejadian, ia bukan kehendak kita. Allah-lah yang menggerakkan lewat keadaan Iman. Jadi yang kita pahami sekarang adalah kondisi Iman itu seperti apa.
Dalam Surat An-Naml ayat 2-3 : Orang yang Beriman yaitu Orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan Zakat dan yakin adanya negeri Akhirat.
Nah, untuk membentuk keadaan Iman, ada metode yang disampaikan melalui 34 surat dalam alquran, antara lain Surat 2:43, Surat 2:110, Surat 4:77, surat 5:55, Surat 9:5 dan Surat 24:37. Disitu di perintahkan bahwa " Dirikanlah Sholat dan Tunaikanlah Zakat.
Perintah dalam 34 surat itu untuk membentuk keadaan Iman kita. Keadaan memang sulit untuk di jelaskan. Ia harus dialami lewat mendirikan sholat dan tunaikan zakat. Bahkan ada yang mengatakan kalau Iman itu apa yang kita Yakini dalam hati, kita Ucapkan lewat lisan dan ditunjukkan melalui perbuatan. Sebenarnya kurang pas juga. Iman itu melebihi keyakinan, melebihi ucapan dan melebihi tindakan. Keyakinan bisa kita bikin. Ucapan bisa kita bikin, Tindakanpun bisa kita bikin. Namun, Iman haruslah tercipta. Haruslah mengalir dengan sendirinya. Harus benar-benar merupakan suatu Keadaan yang alami.
Perintah dirikanlah sholat mendahului perintah tunaikanlah Zakat. Mengapa? Karena dengan mendirikan sholat kita diajak untuk selalu memasuki kondisi Dzikir ( ingat Allah) sepanjang waktu kita. Sholat kita, sembahyang kita hendaknya bisa mengantarkan kita dalam kondisi mengingat Allah setiap saat. Kalau itu belum terjadi, ada yang salah dengan praktek Sholat kita. Nah, kalau kondisi kita sudah selalu ingat Allah, maka Zakat itupun mengalir karena Allah, bukan karena kita, bukan karena pahala dan takut neraka. Bukan pula karena semata Kewajiban. Kalau kita mengatakan itu Kewajiban, masih ada paksaan dalam hati. Kita tidak rela dan menutupi dengan kata Kewajiban. Apabila kita benar-benar Ihklas, kita tidak akan ingat kalau itu kewajiban. Semuanya terjadi karena Allah. Bukan kewajiban kita kepada Allah, Namun karena cinta kita kepada Allah. Apabila Zakat karena Allah semata, itu akan membawa kita pada suatu Kejadian yang disebut Amal Soleh.
Amal Sholeh membawa kita pada suatu keadaan ( maqam ) CINTA kepada Allah. Ada tiga tahap evolusi Iman kita,
1. tahap paling awal Iman yaitu, karena TAKUT. Kita takut dengan Azab Allah, takut dengan Neraka dan takut dengan siksanya.
2. Tahap yang meningkat sedikit adalah karena PENGHARAPAN. Kita mengharapkan pahala, mengharapkan sorga, mengharapkan imbalan.
3. Tahap ini, kita sudah tidak memikirkan Sorga Neraka lagi. Tidak ada takut dan harapan. Yang ada hanyalah rasa CINTA. Semuanya didasari oleh rasa Cinta kepada Allah.


Semua kegiatan, apabila itu menjadi suatu Kejadian yang mengantarkan kita kepada Cinta Allah, itu akan menjadi AMAL SHOLEH.
Intinya, seorang pecinta pun akan menyikapi hidup dengan penuh kesadaran. Dia tidak menjadi selebor, dia tidak duduk diam. Dia tetap dinamis




Salam - WEBE

No comments: